Oleh
M. Rama Sanjaya
1.PENDAHULUAN
Penelitian
eksperimental (experimental research),
merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti
memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Pendekatan
penelitian ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sains atau ilmu
kealaman,sebab memang awal pengembangannya adalah dalam bidang tersebut.
Penelitian-penelitian
dalam bidang sains baik fisika,kimia maupun biologi hampir seluruhnya ditujukan
untuk menguji peengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu atau beberapa hal
atau variabel. Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian yang cukup khas. Kekhasan tersebut
diperlihatkan oleh dua hal, pertama penelitian eksperimen menguji secara
langsung pengaruh suatu variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab
akibat. Penelitian seringkali ditujukan untuk mengetahui hubungan antara dua
hal, segi, aspek, komponen atau lebih. Hal, segi, aspek atau komponen tersebut
memiliki kualitas atau karakteristik yang bervariasi sehingga sering disebut
sebagai variabel. Hal,segi, aspek, komponen yang sama atau tidak bervariasi
pada sesuatu objek atau seseorang disebut konstan.
Permasalahan
kita saat ini adalah apa yang dimaksud dengan penelitian eksperimen,
karakteristik penelitian eksperimen dan prosedur penelitian eksperimen? Dan
macam-macam penelitian eksperimen untuk menjawab permasalahan tersebut mari
kita simak lebih lanjut tulisan ini.
II.PEMBAHASAN
A.Penelitian
Eksperimental
Penelitian
eksperimental menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna
membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Penelitian yang menggunakan rancangan percobaan dianggap sebagai jenis
penelitian yang paling diinginkan oleh seorang peneliti. Menurut Margono
(2010:110) percobaan ialah bagian penelitian yang membandingkan dua kelompok
sasaran penelitian.
Sementara
itu Sukmadinata (2011:212) penelitian eksperimen ialah penelitian untuk
mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lain.Berdasarkan
kedua pendapat ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan
penelitian eksperimen ialah bagian penelitian yang membandingkan dua kelompok
untuk mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lain.
Dewasa ini penelitian eksperimental
juga banyak digunakan dalam penelitian bidang sosial dan humaniora, termasuk
pendidikan dan kurikulum pembelajaran. Ciri utama penelitian eksperimental
adanya pengontrolan variabel dan pemberian perlakuan kelompok eksperimen. Untuk
menguji pengaruh atau hubungan sebab akibat antara suatu atau beberapa variabel
terhadap variabel lain minimal diambil dua kelompok sampel yang mewakili suatu
populasi.
B. Karakteristik
Penelitian Eksperimental
Emzir
(2008:65) mengemukakan ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian
eksperimental.
a.
Manipulasi
Manipulasi
langsung peneliti terhadap sekurangnya satu variabel bebas merupakan salah satu
karakteristik yang membedakan semua penelitian eksperimental dari metode
penelitian lain.
b.
Pengendalian
Menurut Gay
(dikutip Emzir 2008:67) pengendalian mengacu pada usaha-usaha pihak peneliti
untuk menyingkirkan pengaruh suatu variabel (selain variabel bebas) yang dapat
mempengaruhi performansi pada variabel terikat. Dengan kata lain, peneliti ingin
agar kelompok sedapat mungkin sama, dengan demikian perbedaan utama diantara
mereka hanyalah variabel bebas, perbedaan yang disebabkan oleh peneliti.
c.
Pengamatan
Untuk
mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel bebas terhadap variabel
terikat dalam suatu penelitian eksperimental, pengamatan perlu dialakukan.
Pengamatan dilakukan pada ciri-ciri tingkah laku subjek yang diteliti. Dalam
melakukan pengamatan ini peneliti melakukan pengukuran dengan menggunakan
instrumen. Sebagai contoh, bila peneliti melakukan penelitian eksperimen untuk
mengetahui apakah metode tertentu mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar
matematika, maka setelah pelaksanaan perlakuan dilakukan pengukuran pada
prestasi belajar matematika pada kelompok eksperimental dan kelompok kontrol
dengan menggunakan tes matematika. Hasil tes kemudian dibandingkan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan.
C. Prosedur Penelitian Eksperimental
Emzir
(2008:69) mengemukakan ada enam hal yang menjadi prosedur penelitian eksperimental yaitu sebagai
berikut.
a.
Memilih dan merumuskan masalah
b.
Memilih subjek dan instrumen pengukuran
c.
Memilih desain penelitian
d.
Melaksanakan prosedur
e.
Menganalisis data
f.
Merumuskan kesimpulan
D.Validitas
Internal dan Eksternal
Agar eksperimen
memberikan hasil yang meyakinkan, semua variabel ekstranus harus dikontrol.
Kalau variabel-variabel tersebut tidak dikontrol sulit dapat disimpulkan bahwa
variabel akibat atau variabel terikat tersebut disebabkan atau karena pengaruh
variabel bebas. Menurut Donal Campbell dan Julian Stanley (dikutip Sukmadinata,
2011:197) menulis tentang validitas internal dalam eksperimen. Validitas
internal menunjukkan sejauh mana variabel ekstranus dikontrol oleh penelitian
dalam eksperimen. Compbell dan Stanley (dikutip Sukmadinata, 2011:197)
mengemukakan ada 12 hal yang perlu dikontrol dalam validitas internal.
1. History:perlakuan dalam bidang sosial dan
pendidikan umumnya dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang kemungkinan juga
cukup panjang.
2. Maturation: selama perlakuan diberikan,
kelompok eksperimen juga mengalami perkembangan, pengetahuannya bertambah,
kematangannya juga lebih mengikat, sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil
eksperimen.
3. Testing: dalam eksperimen dilakukan pretes
dan post tes.
4. Instrumentation: dampak negatif dari instrumen yang
digunakan terutama dihadapi kalau instrumennya hanya bersifat pedoman
pengamatan atau pedoman wawancara.
5. Statistical regression:dalam
regresi statistik ada kecenderungan subjek yang mendapat skor rendah dalam tes
pertama akan naik pada tes ulangan atau tes kedua dengan soal yang sama atau
hampir sama, kalaupun kemampuannya sebenarnya sama, sebaliknya subjek yang
mendapatkan skor tinggi pada tes pertama akan menurun pada tes ulangan atau tes
kedua.
6. Differential selectionÏ: dalam
pembentukan kelompok eksperimental dan kelompok kontrol sering terjadi pilihan
yang berbeda sehingga kedua kelompok menjadi kurang homogin.
7. Experimental mortality: dalam
pelaksanaan eksperimen juga sering terjadi pengurangan jumlah anggota dari
kelompok eksperimental ataupun kelompok kontrol.
8. Selection maturation
interaction: dalam pemilihan kelompok eksperimental dan kelompok kontrol
seringkali tidak dapat dihindari adanya perbedaan rata-rata tingkat
perkembangan kedua kelompok.
9. Experimental treatment diffusion: kelemahan
ini terutama terjadi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
lokasinya berdekatan.
10. Compensatory rivary by the control group: karena
kelompok mengetahui statusnya sebagai kelompok yang diperbandingkan dengan
kelompok eksperimen,maka mereka berupaya melakukan kegiatan yang lebih dari
biasanya sehingga hasilnya tidak berbeda dengan kelompok eksperimen.
11. Compensatory equilization of tretments :karena
kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan fasilitas dan layanan yang baik,
maka kelompok kontrol juga diberi fasilitas dan layanan yang baik walaupun
dalam kegiatan yang biasa.
12. Resentful demoralization of the control group: kalau pada
kelompok eksperimen, anggota kelompok memiliki moral yang tinggi karena status
mereka sebagai kelompok eksperimen, maka kelompok kontrol memiliki moral yang
rendah karena statusnya sebagai kelompok pembanding yang tidak diberi keistimewaan.
Disamping validitas internal penelitian eksperimental juga perlu memiliki
validitas eksternal. Glenn Bracht dan Gene Glass (dikutip Sukmadinata,
2011:199) mengemukakan hal yang perlu dikontrol berkenaan dengan validitas
eksternal dalam eksperimen.
1.Validitas
populasi
2.Validitas
ekologis
E.
Macam-Macam Eksperimen
Menurut Sukmadinata (2011:203) ada
beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu eksperimen murni,
eksperimen kuasi, eksperimen lemah dan subjek tunggal.
1. Eksperimen
Murni
Dalam
eksperimen murni (true experimental)
pengujian variabel bebas dan variabel terikat dilakukan terhadap sampel
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjek-subjek yang diteliti dalam
kedua kelompok tersebut (juga pada masing-masing kelompok) diambil secara acak.
Pengambilan sampel secara acak, hanya mungkin apabila subjek-subjek tersebut
memiliki karakteristik yang sama. Dalam pelaksanaan penelitian, kesamaan
karakteristik subjek tersebut memang dibuat sama atau disamakan. Penyamaannya
dilakukan melalui pengujian kecerdasan, bakat, kecakapan, ketahanan fisik dll.
Pengujian
tersebut dalam bidang sosial, seringkali tidak bisa dilakukan terhadap semua
karakteristik dan kemampuan. Apabila tidak bisa dilakukan pengujian, maka
kesamaan (penyamaan) karakteristik tersebut didasarkan atas asumsi atau
keyakinan peneliti. Asumsi tersebut diambil berdasarkan alasan atau argumentasi
yang kuat, yang diambil dari hasil-hasil penelitian terdahulu, fakta-fakta atau
alasan logis yang kuat.
2. Eksperimen
Kuasi
Eksperimen
ini disebut kuasi, karena bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti
murni, seolah-olah murni. Eksperimen ini biasa juga disebut eksperimen semu.
Karena berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel,
kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen murni. Eksperimen kuasi
bisa digunakan minimal kalau dapat mengontrol satu variabel saja meskipun dalam
bentuk matching, atau memasangkan / menjodohkan karakteristik, kalau bisa
random lebih baik.
3. Eksperimen
Lemah atau Pra Eksperimen
Model
desain eksperimen ini adalah yang paling lemah, oleh karena itu disebut
eksperimen lemah atau “weak experimental”.
Desain ini kadang-kadang disebut juga pra eksperimen atau “pre experimental”,karena sepintas modelnya seperti eksperimen
tetapi bukan. Mengapa disebut eksperimen lemah atau pra eksperimen, karena
tidak ada penyamaan karakteristik (random)
dan tidak ada pengontrolan variabel, model ini sebaiknya hanya digunakan untuk
penelitian latihan. Tidak digunakan untuk penelitian tesis, disertasi atau
penelitian-penelitian yang hasilnya digunakan untuk penentuan kebijkan,
pengembangan ilmu, dan sejenisnya.
4. Eksperimen
Subjek Tunggal
Dalam
eksperimen murni,kuasi dan lemah digunakan subjek atau partisipan kelompok.
Perbedaan antar kelompok dihitung berdasarkan skor rata-rata antar
kelompok-kelompok tersebut. Dalam eksperimen subjek tunggal, subjek atau
partisipannya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih. Nama
subjek tunggal juga diambil dari cara hasil eksperimen disajikan dan dianalisis
berdasarkan subjek secara individual. Pendekatan dasar dalam eksperimen subjek
tunggal adalah meneliti individu dalam kondisi tanpa perlakuan dan kemudian
dengan perlakuan dan akibatnya terhadap variabel akibat diukur dalam kedua
kondisi tersebut.
III.
KESIMPULAN
Penelitian
eksperimental merupakan penelitian untuk mengukur pengaruh suatu atau beberapa
variabel terhadap variabel lain. Eksperimen berbeda dengan penelitian lain
sebab penelitian ini menggunakan kelompok kontrol selain kelompok eksperimen.
Ada beberapa macam variabel yang perlu diperhatikan dalam penelitian
eksperimen, yaitu variabel bebas atau variabel yang berpengaruh,variabel terikat atau yang
dipengaruhi, variabel penyela,dan vaiabel ekstranus. Penelitian eksperimen asalnya
digunakan dalam bidang sain, tetapi sekarang biasa juga digunakan dalam bidang
ilmu sosial dan humaniora, termasuk pendidikan, kurikulum, dan pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Emzir. 2011.
Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Margono,S. 2010.
Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar